Cerpen


Selasa, 09 Desember 2014

Kutipan langsung pendek , Kutipan Langsung Panjang dan kutipan tidak langsung.

Kutipan langsung  pendek
Kutipan langsung maksimal empat baris ( jarak spasi : 2spasi)
Walgito bimo (2010: h.99) menyatakan bahwa,”persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau disebut proses sensoris. Namun proses tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi.”
”Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau disebut proses sensoris. Namun proses tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi” ( Walgito bimo, 2010: h.99).
Menurut Walgito Bimo,”Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau disebut proses sensoris. Namun proses tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi” (2010: h.99).
Kutipan Langsung Panjang lima baris ( jarak spasi : 1 spasi)
Walgito Bimo (2010:h.99)  menyatakan bahwa :
            Proses  penginderaan  akan  berlangsung  setiap  saat, pada  waktu  individu menerima
            stimulus melalui alat indera, yaitu  melalui  mata  sebagai penglihatan, hidung sebagai
            pembauan, lidah    sebagai   alat  pengecap, kulit   pada    telapak    tangan  sebagai
alat   perabaan, yang   kesemuanya  merupakan  alat indera untuk   menerima
stimulus   dari   luar   individu.



Daftar Pustaka
Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : C.V Andi Offset.
Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : C.V Andi Offset.




Kutipan tidak langsung
Bahasa Indonesia dipakai sebagai sebuah bahasa ilmu, susastra dan budaya. Jika kita melihat bahasa Kerinci adalah bahasa daerah, dapat menelusuri seberapa jauh bahasa itu dapat digunakan sebagai susastra, budaya dan ilmu. Bahasa Kerinci telah dipakai sebagai sarana dalam susastra yaitu susastra lisan. Bahasa Kerinci dipakai pula dalm kebudayaan misalnya berkomunikasi, bernyanyi dan bertutur adat. Kemudian bahasa Kerinci belum mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana ilmu (Arifin dan Tasai, 2012: h. 15)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar