Cerpen


Jumat, 06 Mei 2016

PROSES KOGNITIF KOMPLEKS

BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Pengertian belajar secara umum dapat diartikan sebagai proses suatu hal yang tidak diketahui menjadi tahu dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh dilingkungan sekitarnya.
Belajar merupakan proses dalam pendidikan yang penting dalam kehidupan. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru.
Seorang guru harus mengenal kiat dan strategi “membelajarkan“ siswa sehingga tujuan yang diharapkan tercapai. Pemahaman konseptual mengajar dapat membantu siswa memahami konsep-konsep utama dalam pembelajaran. Selain mengeksplorasi banyak aspek pemikiran kita juga berlatih bagaimana guru dapat membimbing siswa untuk terlibat dalam proses-proses kognitif kompleks lainnya: memahami konsep, memecahkan masalah, dan mentransfer apa yang dipelajari untuk pengaturan lainnya.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apakah pengertian konsep ?
2.    Apakah pengertian berpikir, berpikir kritis, berpikir kreatif?
3.    Apakah jenis-jenis pemikiran ?
4.    Bagaimanakah langkah-langkah pemecahan masalah ?
5.    Apakah transfer dalam pembelajaran ?



C.   Tujuan
1.    Mengetahui dan memahami arti dari konsep.
2.    Mengetahui dan memahami arti dari berpikir, berpikir kritis, berpikir kreatif.
3.    Mengetahui dan memahami jenis-jenis pemikiran.
4.    Mengetahui dan memahami cara dari langkah-langkah pemecahan masalah.
5.    Mengetahui dan memahami arti transfer dalam pembelajaran




BAB II
PEMBAHASAN

A.   PEMAHAMAN KONSEPTUAL
            Pemahaman konseptual merupakan aspek penting dari pembelajaran. Tujuan penting pengajaran adalah membantu siswa memahami konsep-konsep utama dalam subjek daripada hanya menghapal fakta terisolasi. Dalam banyak kasus, pemahaman konseptual ditingkatkan saat guru mengeksplorasi topik secara mendalam dan memberikan yang tepat, adalah contoh menarik dari konsep. Konsep adalah poin penting dalam pemikiran.
            Konsep adalah kategori yang mengelompokkan objek-objek, peristiwa dan karakteristik berdasarkan properti umum. Konsep membantu untuk menyederhanakan, meringkas, dan mengatur informasi. (Quinn, dalam John W. Santrock, 2014( hlm. 2)).
Konsep adalah kategori yang mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan bentuk-bentuk yang sama. Konsep adalah elemen kognisi yang membantu kita untuk menyederhanakan dan merangkum informasi.
            Konsep membantu siswa memahami dunia dan juga membantu proses mengingat, sehingga lebih efisien. Saat siswa mengelompokkan objek-objek untuk membentuk konsep, mereka dapat mengingat konsep kemudian mengambil karakteristik konsep tersebut.
Guru dapat membimbing murid untuk mengenali dan membentuk konsep yang efektif dalam beberapa cara sebagai berikut :
1.    Mempelajari ciri-ciri dari konsep. Aspek penting dari sebuah konsep adalah mempelajari ciri-ciri, atribut atau karakteristik dari konsep tersebut merupakan elemen-elemen penentu sebuah konsep
2.    Mendefinisikan konsep dengan jelas dan memberikan contoh secara hati-hati
3.    Peta konsep. Merupakan gambaran visual mengenai hubungan dan hierarki organisasi sebuah konsep.
4.    Pengujian hipotesis, yaitu asumsi dan prediksi spesifik yang dapat diuji guna menentukan keakurasian konsep.
5.    Pencocokan prototipe. Individu memutuskan apakah suatu benda termasuk dalam suatu kategori atau tidak, dengan membandingkannya dengan benda yang paling khas dengan kategori tersebut.

B.   BERPIKIR
Berpikir adalah memanipulasi dan mengubah informasi dalam memori seperti membentuk konsep, alasan, berpikir kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.
Penalaran (reasoning) adalah pemikiran logis yang menggunakan logika induksi dan  deduksi untuk menghasilkan kesimpulan.
Penalaran induktif adalah penalaran dari hal-hal spesifik ke hal-hal yang bersifat umum, yakni mengambil kesimpulan (membentuk konsep) tentang semua anggta kategori berdasarkan observasi dari beberapa anggota. Penalaran induktif adalah dasar untuk analogi. Analogi adalah hubungan (korespondensi) kemiripan dalam beberapa hal diantara hal-hal yang berbeda. Analogi dapat dipakai untuk meningkatkan pemahaman atas konsep bru dengan membandingkannya dengan konsep yang sudah dipelajari.
          Sebaliknya, penalaran deduktif adalah penalaran dari yang bersifat umum ke spesifik. Misalnya saat anda memecahkan teka-teki, ketika mempelajari aturan umum dan kemudian memahami bagaimana aturan itu berlaku dalam beberapa situasi tetapi tidak untuk situasi yang lain, maka yang digunakan adalah penalaran deduktif.

C.   BERPIKIR KRITIS
          Pemikiran kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, dan melibatkan evaluasi bukti. Salah satu cara yang mendorong murid untuk berpikir kritis adalah dengan memberikan mereka topik atau artikel kontroversial yang menghadirkan dua sisi permasalahan untuk didiskusikan. Pemikiran kritis siswa dapat ditingkatkan ketika siswa menemui argumen dan perdebatan yang berada dalam konflik , yang dapat memotivasi mereka untuk menyelidiki sebuah topik lebih mendalam dan berusaha untuk memecahkan sebuah masalah.
            Berpikir kritis adalah berpikir reflektif, produktif, dan mengevaluasi bukti. Banyak dari pertanyaan “Refleksi” yang muncul pada setiap bagian buku ini agar berpikir kritis.
Kesadaran menurut Ellen Langer (1997,2005), kesadaran penting untuk berpikir kritis. Kesadaran berarti menjadi waspada, hadir secara mental, dan kognitif fleksibel saat melalui kegiatan dan tugas hidup sehari-hari. Siswa yang sadar akan mempertahankan kesadaran aktif pada keadaan hidup mereka.
Siswa dengan kesadaran ialah siswa yang menciptakan ide-ide baru, terbuka terhadap informasi baru, dan sadar lebih dari satu perpektif. Sebaliknya, siswa ceroboh akan terperangkap dalam ide-ide lama, terlibat dalam perilaku otomatis, dan beroperasi dari perspektif tunggal. Siswa yang ceroboh juga akan menerima hal yang pernah dibaca atau didengar tanpa mempertanyakan keakuratan informasi.
Selain itu, siswa yang ceroboh akan terjebak dalam pola pikir yang kaku, tidak memperhitungkan kemungkinan variasi dalam konteks dan perspektif.
Berpikir Kritis di sekolah
Beberapa cara guru agar membentuk pemikiran kritis dalam rencana pelajaran secara sadar :
·        Menanyakan tidak hanya apa yang terjadi, tetapi juga “bagaimana” dan “ mengapa”.
·        Periksalah yang seharusnya “fakta” untuk menentukan apakah ada bukti untuk mendukung mereka.
·        Berdebat dengan cara masuk akal dari pada melalui emosi.
·        Mengakui bahwa kadang-kadang terdapat lebih satu jawaban atau penjelasan yang baik.
·        Bandingkan berbagai jawaban atas pertanyaan atau putuskan jawaban yang benar-benar terbaik.
·        Mengevaluasi dan mungkin mampertahankan apa yang orang lain katakan dari pada segera menerimanya sebagai kebenaran.
·        Ajukan pertanyaan dan berspekulasi melalui apa yang sudah Anda ketahui untuk menciptakan ide-ide dan informasi baru.
Jacqueline dan Martin Brooks (1993, 2001) mengeluh bahwa hanya sedikit sekolah yang benar-benar mengajar siswa untuk berpikir secara kritis. Dalam pandangan mereka, sekolah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk membuat siswa agar memberikan jawaban yang benar dengan cara meniru daripada mendorong siswa untuk memperluas pemikiran mereka dengan membuat ide-ide baru dan memikirkan kembali kesimpulan sebelumnya.
Berpikir Kritis Pada Masa Remaja, masa remaja merupakan masa transisi yang penting dalam perkembangan berpikir kritis (Kuhn, 2009). Beberapa perubahan kognitif terjadi selama masa remaja yang memungkinkan peningkatan berpikir kritis, termasuk yang berikut (Keating, 1990):
·        Peningkatan kecepatan, otomatisasi, dan kapasitas pengolahan informasi, yang membebaskan sumber daya kognitif untuk tujuan lain.
·        Pengetahuan lainnya dalam berbagai domain.
·        Kemampuan meningkat untuk membentuk kombinasi pengetahuan baru.
·        Rentang yang lebih besar dan penggunaan strategi atau prosedur lebih spontan seperti perencanaan, mempertimbangkan alternatif, dan pemantauan kognitif.
Sayangnya, jika dasar yang kuat dari keterampilan dasar ( seperti membaca dan keterampilan matematika) tidak dikembangkan sejak masa kanak-kanak, keterampilan berpikir kritis tidak mungkin berkembang pada masa remaja. Bagi remaja yang tidak memiliki keterampilan dasar, potensi keuntungan dalam pemikiran remaja adalah tidak mungkin.
Berpikir kirtis dan teknologi secara meningkat, jumlah aplikasi teknologi yang tersedia untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. David Jonassen (2006, 2010) berpendapat bahwa salah satu penggunaan terbaik dari teknologi dalam pendidikan, melibatkan aplikasi computer agar siswa berpikir kritis mengenal isi bacaan yang dipelajari. Ia menyebutkan bahwa aplikasi seperti “alat pikiran”, dan melihatnya sebagai alat konstruktif yang disimpulkan oleh siswa terkait pengetahuan dan penalaran tentang isi pelajaran. Jonassen membedakan beberapa kategori alat pemikiran, termasuk alat-alat semantik organisasi, alat pemodelan dinamis, alat interpretasi informasi, serta percakapan dan alat-alat kolaborasi.
Alat organisasi semantik seperti pusat data dan alat pemetaan konsep, membantu siswa mengatur, menganalisis, dan memvisualisasi informasi yang dipelajari. Sebagai contoh, siswa yang mempelajari iklim dapat bertanya pada pusat data global dan kidspiration adalah alat pemetaan konsep untuk siswa tingkat 12 yang relatif murah dan mudah digunakan.
Alat pemodelan dinamis membantu siswa mengeksplorasi hubungan antara konsep-konsep. Hal tersebut termasuk spreadsheet, sistem pakar, system alat pemodelan , microworld.

Pengambilan keputusan adalah pemikiran dimana individu mengevaluasi berbagai pilihan dan memutuskan pilihan dari sekian banyak pilihan tersebut. Dalam penalaran deduktif, orang menggunakan kaidah yagn jelas untuk mengambil kesimpulan. Sebaliknya saat kita membuat keputusan, kaidahnya jarang yang jelas dan kita mungkin hanya punya pengetahuan terbatas tentang konsekuensi dari keputusan itu. Selain itu, informasi penting mungkin tidak tersedia dan kita mungkin tidak bisa mempercayai semua informasi yang kita punya.
      Bias kelemahan dalam pengambilan keputusan, sebjek berakibat lain dari penelitian pengambilan keputusan adalah bias dan cacat heuritis. ( aturan prakis ) yang mempengaruhi kualitas keputusan. Kelemahan umum melibatkan bias konfirmasi, ketekunan kepercayaan , bias terlalu percaya diri, bias masa lalu, dan bias ketersediaan , perwakilan heuritis.
        Bias konfirmasi salah satu bias prasangka adalah bias konfirmasi , cenderung mencari dan menggunakan informasi yang mendukung ide-ide anda bukan membantahnya.
       Bias kepercayaan terkait erat dengan prasangka konfirmasi , ketekunan kepercayaan adalah kecenderungan berpegangan pada keyakinan dalam menghadapi bukti yang bertentangan.
       Bias terlalu percaya diri adalah kecenderungan dalam memiliki kepercayaan diri yang berlebihan dalam penilaian dan keputusan dari pada yang seharusnya, berdasarkan probabilitas atau pengalaman masa lalu.
       Bias masa lalu, orang tidak percaya diri tentang hal yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan ( bias terlalu percaya ), tetapi juga cenderung diprediksi melebih lebihkan kinerja masa lalu mereka. Bias masa lalu adalah kecenderungan untuk melaporkan secara salah, setelah fakta, bahwa anda secara akurat memprediksi kejadian.
      Pengambilan keputusan pada masa remaja masa remaja adalah masa peningkatan pengambilan keputusan-siapa teman yang dipilih, siapa yang menjadi teman kencan, menentukan akan melakukan hubungan seks atau tidak . kebanyakan orang membuat keputusan lebih baik saat mereka tenang dari pada dalam keadaan emosional,terutama pada remaja, dengan demikian remaja dapat membuat keputusan yang bijaksana saat tenang. Dapat membuat keputusan tidak bijaksana saat emosional.

D. BERPIKIR KREATIF
          Kreatifitas merupakan kemampuan untuk berpikir mengenai sesuatu, dalam cara yang baru dan tidak biasa serta memikirkan solusi-solusi unik terhadap masalah.
J.P.Guilford (1967) membedakan antara pemikiran konvergen , yang menghasilkan satu jawaban yang benar dan merupakan karakteristik dari jenis pemikiran yang dibutuhkan saat ujian konvensional dan pemikiran divergen, yang menghasilkan banyak jawaban atas pertanyaan yang sama dan yang lebih merupakan kreatifitas.

          Satu tujuan pengajaran yang penting adalah mendorong anak menjadi lebih kreatif. Strategi yang dapat menginspirasi kreatifitas anak-anak, antara lain mendorong pemikiran kreatif pada tingkat kelompok dan individual, memberi murid lingkungan yang merangsang kreativitas, tidak mengendalikan murid secara berlebihan, mendorong motivasi internal, mengembangkan pemikiran yang fleksibel dan suka bermain-main, serta memperkenalkan murid pada orang-orang kreatif.
Langkah langkah dalam proses kreatif
Proses kraetif sering digambarkan sebagai urutan 5 langkah :
1.      Persiapan. Siswa tenggelam dalam isu masalah yang membuat mereka tertarik dan rasa ingin tau muncul.
2.      Inkubasi. Siswa mengolah ide mereka di kepala , titik dimana mereka cenderung membuat beberapa koneksi yang tidak biasa dalam pemikiran mereka.
3.      Wawasan. Siswa mengalami momen “ AHA! “ saat semua potongan teta-teki terlihat cocok satu sama lain.
4.      Evaluasi. Sekarang siswa harus memutuskan tentang suatu ide yang berharga dan layak dikejar. Mereka harus berpikir “ apakah ide baru, atau sedah jelas? “
5.      Elaborasi. Langkah terakhir sering meliputi rentan waktu terpanjang dan melibatkan pekerjaan yang paling sulit.

E. PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah adalah mencari atau menemukan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Contohnya, penugasan oleh guru kepada muridnya untuk membuat makalah tentang kondisi pendidikan anak jalanan.

·        Langkah-langkah pemecahan masalah.
Beberapa usaha dilakukan untuk menerapkan langkah-langkah yang dilalui individu dalam menemukan pemecahan masalah yang efektif sebagai berikut;
1.      Temukan dan Susun Masalahnya. Sebelum Anda dapat memecahkan suatu masalah, Anda harus mengenali bahwa masalah tersebut ada.
2.      Kembangkan Strategi Pemecahan Masalah yang Baik. Beberapa strategi yang baik adalah penetapan subtujuan, menggunakan logaritma dan mengandalkan heuristis. Menentukan subtujuan merupakan proses untuk menetapkan tujuan lanjutan yang lebih kecil yang menetapkan murid dalam posisi yang lebih baik untuk mencapai tujuan atau pemecahan akhir. Logaritma adalah strategi yang menjamin sebuah solusi terhadap suatu masalah. Sedangkan heuritis adalah strategi atau aturan umum yang dapat memberikan solusi pada suatu masalah tapi tidak menjamin keberhasilannya
3.      Mengevaluasi Solusi-solusi. Kita berfikir bahwa kita telah memecahkan suatu maslah, kita tidak tahu apakah solusi kita efektif atau tidak , kecuali kalau kita mengavaluasinya
4.      Setiap Saat Memikirkan Kembali serta Mendefinisikan Kembali Masalah dan Solusi. Secara kontinu memikirkan dan mendefinisikan kembali masalah dan solusinya. Orang yang ahli dalam pemecahan masalah akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya di masa lalu dan memberikan kontribusi orisinil. 

·        Hambatan dalam memecahkan masalah.
        Beberapa hambatan umum dalam memecahkan masalah yaitu sebagai berikut:
1.      Fiksasi merupakan penggunaan sebuah strategi terdahulu dan kegagalan untuk memandang suatu masalah dari perspektif yang baru dan segar. Termasuk di dalamnya mental set.
2.      Kurangnya motifasi dan kegigihan. Hal yang terpenting bagi para murid adalah untuk termotivasi secara internal, guna menangani masalah dan gigih dalam menemukan suatu pemecahan.
3.      Kurangnya kontrol emosi. Emosi dapat memfasilitasi atau membatasi suatu masalah. Individu yang kompeten dalam memecahkan masalah biasanya tidak takut membuat kesalahan.

·        Perubahan pengembangan.
          Satu cara untuk mempelajari perubahan dari segi perkembangan dalam pemecahan masalah disebut dengan aturan pendekatan penilaian yang berfokus pada peningkatan kemampuan anak untuk secara aktiv menggunakan aturan-aturan dalam pemecahan masalah seiring bertambahnya usia. Semakin bertambah usia sorang anak, maka pemikiran mereka dalam memcahkan masalah akan semakin baik pula.
          Ada dua metode  pembelajaran yang dapat digunakan dalam kelas untuk melatih siswa dalam memecahkan masalah, yaitu :
1.      Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menekankan pemecahan masalah-masalah autentik seperti yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran dimana murid-murid bekerja secara nyata mengkaji masalah-masalah yang berarti dan menciptakan produk yang nyata.





F. TRANSFER
          Transfer terjadi ketika seseorang menerapkan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya, pada pembellajaran atau pemecahan masalah dalam situasi baru.
Ada beberapa jenis transfer, antara lain;
1.    Transfer dekat. Transfer pembelajaran ke sebuah situasi yang serupa pembelajaran awal.
2.    Transfer jauh. Transfer pembelajaran ke situasi yang berbeda jauh dari pembelajaran awal.
3.    Transfer low-road. Transfer pembelajaran ke situasi lain secara otomatis dan seringkali secara tidak sadar.
4.    Transfer high-road. Transfer pembelajaran dari satu situasi ke situasi lain yang dilakukan secara sadar dan disertai usaha.
5.    Transfer forward-reaching. Transfer pembelajaran yang melibatkan pemikiran mengenai bagaimana menerapkan apa yang telah dipelajari kesituasi baru di masa depan
6.    Transfer backward-reaching. Transfer pembelajaran dengan melihat situasi sebelumnya mengenai informasi yang akan membantu memecahkan maslah sebuah konteks baru.







BAB III
PENUTUP

A.   KESIMPULAN
Dari seluruh pembahasan di atas dapat dibuat simpulan bahwa dengan membuat peta pikiran dapat melatih siswa untuk berpikir kreatif, yang meliputi:
  1. Menghasilkan sesuatu yang berbeda dari yang lain atau orisinil,
  2. Menghasilkan gagasan yang tidak terbatas atau menghasilkan banyak ide,
  3. Mampu berpikir dari yang umum ke hal-hal yang lebih detail,
  4. Mampu menilai karya sendiri sehingga selalu ingin memperbaikinya,
  5. dan  melihat permasalahan dari berbagai aspek.











DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :
Santrock, Jhon W. 2014.Psikologi Pendidikan Educational Psychology Edisi Lima.Jakarta: Salemba Humanika.
Sumber Internet :
http://jayadiningratberbagiilmu.blogspot.com  (Di akses tanggal 19 dan 23 Maret 2014 )
http://riyanmcu.blogspot.com ( Diakses tanggal 23 Maret 2014)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar